Assalamualaikum WW....Selamat Datang di Blog Bazma UP Dumai Riau....Khusyu' dalam shalat akan tampak dalam keseharian. Khusyu' artinya paham dan penuh perhatian kepada apa yang dilakukan, sungguh-sungguh tenang dan penuh fokus (Albaqarah 238) - ALLAH menyempitkan dan melapangkan rizki, kunci rizki hanya ALLAH, Tugas kita adalah luruskan niat maksimalkan ikhtiar dan sempurnakan tawakkal.(Albaqarah 245) - Yakinlah ALLAH Maha Tahu segala lintasan dan isi hati kita, maka malulah bila terlintas hal yang buruk atau berniat hal yang dilarang ALLAH (Albaqarah 235) - Kewajiban seorang suami / Ayah menafkahi keluarganya adalah ibadah yang tak ternilai enjadi sedekah dan lelahnya menjadi penghapus dosa, kuncinya adalah ikhlas (Albaqarah 223) - Sesungguhnya memaafkan itu lebih dekat kepada TAQWA, Dimaafkan itu nikmat, Tapi memaafkan jauh lebih nikmat, apalagi memaafkan sebelum diminta (Albaqarah 237) - Anjuran menyusui selama 2 tahun adalah ilmu ALLAH yang pasti terbaik untuk semua pihak, lahir maupun bathin, dan kesempurnaanya ada pada keikhlasan (Albaqarah 233) ....

Rabu, 16 April 2008

Menguji Keimanan, Lewat Berzakat

Zakat adalah ibadah maaliyah ijtima’iyyah yang memiliki posisi yang sangat penting, strategis, dan sangat menentukan (Yusuf Qardhawi, 1993), baik dari sisi ajaran maupun dari sisi pembangunan ekonomi ummat.
Sebagai suatu ibadah pokok, zakat termasuk salah satu rukun islam yang lima, sehingga keberadaannya dianggap sebagai ma’lum min ad−dien bi adh−dharurah atau diketahui secara otomatis adanya dan merupakan bagian mutlak dari keislaman seseorang. Dan zakat merupakan salah satu bentuk ibadah kepada Allah.

Seseorang muslim yang menunaikan zakat, adalah semata−mata didorong oleh keimanannya kepada Allah dengan melaksanakan perintah−perintah Allah SWT. Hal tersebut sama halnya dengan keimanan mereka dalam menunaikan perintah wajib shalat, puasa dan haji.

Seorang muslim tidak menganggap bahwa harta yang ia serahkan itu sebagai harta lebihan, harta sampingan dan sebagainya yang ia berikan kepada para fuqara dan masakin. Tetapi karena di dorong oleh kewajiban yang Allah tetapkan atas dirinya pada hartanya.

Karena itulah, zakat ibarat proyek latihan bagi seorang muslim, dalam menjalankan perintah Allah. Dalam Surat at−Taubah, Allah SWT menjelaskan bahwa penunaian zakat merupakan pintu masuknya seseorang ke dalam Islam. “dan bila mereka bertaubat, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudaramu seagama….” (QS. At−Taubah: 11)

Zakat, juga bisa dijadikan sebagai neraca, guna menimbang kekuatan iman seorang mukmin serta tingkat kecintaannya yang tulus kepada Rabbul ‘izzati. Sebagai tabi’atnya, jiwa manusia senantiasa dihiasi oleh rasa cinta kepada harta.

Sebagaimana firman Allah di dalam Surat Ali− Imran ayat: 14: “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa−apa yang diingini, yaitu wanita−wanita, anak−anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang−binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah−lah tempat kembali yang baik (surga) .“

Ketika seorang mu’min menyerahkan hartanya semata−mata karena mengharap keridhaan Allah dan dilandasi keimanannya atas mulkiyah Allah, maka hal tersebut praktis menjadi indikasi kekuatan imannya.

Imam al−Ghazali dalam kitabnya Ihya’ Ulumuddin, memaparkan bahwa melalui zakat, Allah SWT menguji derajat keimanan seorang hamba yang mencintai−Nya, melalui kesediaannya berpisah dengan sesuatu yang ia cintai demi cintanya kepada Allah SWT.

Ketika menyifatkan tingkat ibadah orang−orang mukminin yang bertaqwa, Allah SWT menyebutkan bahwa sikap mereka diantaranya menyisihkan harta mereka sebagai hak orang miskin. Disebutkan dalam surat Adz−Dzariyat ayat: 19 “Dan pada harta−harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tak mendapat bagian (tidak meminta)

http://www.pkpu.or.id

Read More......

Selasa, 15 April 2008

Zakat, Kenapa Harus Melalui Amil?

SERING timbul pertanyaan dari masyarakat, mana yang lebih utama ; zakat disalurkan langsung oleh muzakki kepada mustahik,ataukah melalui amil?, jika disalurkan langsung oleh muzakki kepada mustahik,memang ada semacam perasaan tenang, karna menyaksikan secara langsung bahwa zakatnya tersebut telah tersalurkan kepada mereka yang dianggab berhak menerimanya. tetapi, pertanyaan: apakah betul kalau zakatnya tersebut disalurkan secara tepat? seringkali orang sudah merasa menyalurkan zakat kepada mustahik. Padahal ternyata yang menerima bukan mustahik yang sesungguhnya.hanya karna keterlibatan dan kedekatan secara emosi, maka ia berikan zakat kepadanya. Misalnya disalurkan kepada kerabatnya sendiri, yang menurut anggapannya adalah sudah termasuk kategori mustahik.

Padahal,jika dibandingkan dengan orang-orang yang berada dilingkungan sekitarnya,masih banyak orang-orang yang lebih berhak untuk menerimanya,sebab lebih fakir, lebih miskin dan lebih menderita dibandingkan dengan kerabatnya tersebut.tentu saja hal itu perlu diluruskan agar segala ibadah itu sejalan dengan aturan yang sudah ditetapkan oleh rasullah SAW.

Perlu kita sadari bersama, bahwa satu-satunya ibadah yang secara eksplisit,mantuq,dan tersurat diungkapkan ada petugasnya,adalah zakat. hal ini sebagai mana firmanya yang terdapat dalam QS. at-Taubah ayat 60 dan 103. karna itu, Rasullah SAW selalu mengutus petugas zakat ketiap-tiap daerah untuk memungut zakat yang diambil dari orang-orang kaya didaerah itu dan diserahkan pada orang-orang miskin. misalnya, beliau mengutus sahabat muadz bin jabal untuk pergi ke yaman. Dengan demikian, kalau ditanya manakah yang lebih utama?, maka jawabannya, bahwa zakat itu lebih utama jika diserahkan melalui para amil zakat yang amanah dan propesional.

Karna pada dasarnya,jika zakat itu diserahkan melalui amil (lembaga), maka paling tidakada lima keunggulan. Pertama, lebih sesuai dengan petunjuk al-quran dan as-sunnah. Kedua, untuk menjamin kepastian dan disiplin pembayar zakat. Ketiga, untuk menjaga perasaan rendah diri para mustahik apabila berhadapan langsung untuk menerima zakat dari para muzakki. Keempat, untuk mencapai efisiensi dan efektisitas, serta sasaran yang tepat dalam pendaya gunaan zakat, menurut skala perioritas yang ada pada suatu tempat. dan, Kelima, untuk memperlihatkan syiar islam. dalam semangat penyelenggaraan pemerinthan yang islami.

Tugas kita sekarang adalah berupaya untuk membangun amil zakat yang kredibel, amanah, professional dan memiliki program – program yang tepat sasaran dan sesuai syariah. jangan hanya karena dengan alasan tidak percaya terhadap amil zakat, kemudian kita menyerahkan zakat secara langsung kepada mustahiknya. hal ini tentu kurang tepat dan jauh dari keunggulan-keunggulan yang sudah disampaikan diatas. oleh karna itu,upaya-upaya perbaikan kearah yang lebih sesuai dengan syariat islam dan yang lebih tepat, mari kita lakukan secara bersama-sama. kita bangun Badan Amil Zakat atau Lembaga Amil Zakat yang kuat dan kredibel.

Mari kita kritisi program-program mereka, agar lebih baik dan lebih terarah. dengan demikian, mudah-mudahan akan lahir di negara kita Badan Amil Zakat dan Lembaga Amil Zakat yang kuat, transparan, kredibel , dicintai dan dipercaya oleh masyarakat maupun juga oleh pemerintah. Sebab semuanya adalah stakeholders BAZ dan LAZ di indonesia .***

Oleh : KH. Didin Hafidhuddin

(Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional)



Read More......

Jumat, 23 November 2007

Tanda Cinta untuk Allah dengan Berkurban

Pernahkah kita berkorban terhadap sesuatu? Sesuatu yang amat kita bangga−banggakan di hadapan manusia. Sesuatu yang kita khawatirkan kerugian dan kerusakannya. Dan sebatas apa pengorbanan itu?
Mungkin, saat dimintakan pengorbanan, kita akan memberikannya dengan kualitas terburuk atau sesuatu yang tidak kita sukai. Kalau itu yang terjadi, sepatutnyalah kita malu atas apa yang dilakukan Nabi Ibrahim As dan putranya Nabi Ismail As.

Sejarah mencatat, bertahun−tahun lamanya Nabi Ibrahim mengharapkan keturunan dari Allah yang akan meneruskan risalah ketauhidan. Kemudian, anak yang ditunggu−tunggu akhirnya lahir, tapi dari rahim Hajar yang dinikahinya kemudian.

Lihatlah, bagaimana Nabi Ibrahim amat bahagia dengan kelahiran Ismail. Seluruh cinta ia hadiahkan atas belahan jiwanya. Namun, rasa cinta itu mesti diuji dengan pengorbanannya terhadap Allah SWT yang Maha Tinggi.

Dengan kesabaran luar biasa, Ismail tak berkeberatan melaksanakan mimpi ayahnya yang sudah menjadi perintah Allah untuk menyembelih dirinya. Dan Al−Quran mencatat pengorbanan luar biasa yang dilakukan ayah−anak ini untuk dijadikan pelajaran oleh generasi yang akan datang seperti kita :

“Maka tatkala anak itu sampai berusaha bersama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang−orang yang sabar”. (Ash−Shaaffat : 102)

Saat Nabi Ibrahim akan menyembelih Ismail, nyatalah diantara keduanya kesabaran luar biasa (Ash−Shooffat: 103), kemudian Allah menebusnya dengan sesembelihan yang besar untuk menggantikan pengurbanan yang dilakukan (Ash−Shooffat: 107).

Pelajaran berharga dari peristiwa ini ialah nilai pengorbanan bahwa Allah di atas segala−galanya. Bahwa Allah tiada tandingan dan tiada duaNya adalah bukan sebuah kesadaran palsu yang bias dari kesejatian iman.

Pelajaran berharga itu lahir dari orang−orang yang sabar menjalani perintahNya. Mereka ialah orang yang Allah pilih dan dicatat dalam kitabNya sebagai inspirator kesabaran, kesungguhan berkorban, keteguhan iman, kemurnian cinta dan kesejatian taat dalam asmaNya.

Maka tatkala hari ini Allah SWT mensyari"atkan berkurban bagi umat Islam, tak ada satu katapun yang pantas kita ucapkan untuk menolak atas perintah mulia itu. Tentunya, bagi kita yang mampu melaksanakan perintah berkurban dengan menyembelih binatang sesembelihan, jadikanlah itu sebagai sarana memberangus kedangkalan cinta kita terhadap dunia. Kita sembelih kekerdilan jiwa atas nafsu yang hanya layak bersemayam pada binatang. Kita hapus rasa egoisme, arogansi dan ketidakpedulian terhadap sesama.

Sehingga yang tersisa hanyalah semangat keikhlasan untuk peduli terhadap sesama. Yang ada hanyalah kemurnian cinta dan tauhid kepadaNya. Yang tersisa adalah sifat−sifat luhur (akhlaqul karimah) kita sebagai manusia.

Itulah tanda cinta untuk Allah yang kita harapkan dari seorang hamba yang dha"if seperti kita sebagaimana yang termaktub dalam firmanNya: Sesungguhnya ia termasuk hamba−hamba Kami yang beriman (Ash−Shaaffat: 111)

Diambil dari : www.pkpu.or.id

Read More......

Rabu, 03 Oktober 2007

Gubernur Sumbar Ajak Kabupaten Buat Perda Sesuai Syariah

Gubenur Sumbar, Gamawan Fauzi mengajak masyarakat di kabupaten Sumbar yang beragama Islam membuat aturan yang mengacu Islam

Hidayatullah.Com--Gubenur Sumatera Barat (Sumbar), Gamawan Fauzi, mengecam pihak-pihak yang masih mempersoalkan adanya Perda (Peraturan Daerah) yang bertujuan menengakan syariah Islam. Menurut Gamawan adanya Perda semacam itu, adalah suatu hal yang lumrah saja, apa bila memang di daerah bersangkutan Perda bernuansa syariah itu dinilai menjadi kebutuhan.

"Sebaliknya kita harus mengkritisi aturan-aturan yang ada saat ini. Apakah sudah sesuai dengan Al-Quran. Kenyataannya memang mayoritas masyarakat di kabupaten/Kota di Sumbar ini beragama Islam. Jadi, apa salahnya membuat aturan yang mengacu pada Islam," ujar Gubernur Sumbar pada peringatan Nuzul Qur'an di halaman belakang Gubernuran, Senin malam lalu.

Banyak Perda bernuansa syariah tersebut, semestinya disambut positif saja. Sebab, kata Gamawan, aturan tersebut telah dibuat didasarkan pada kebiasaan masyarakat dengan melihat fenomena kehidupan sosial yang terjadi di masyarakat. "Seperti Perda Baca Tulis Al-quran. Hal ini memang telah menjadi kebutuhan karena memang orang Islam di MInang wajib pandai baca tulis Al-quran".

Di hadapan para Bupati dan Walikota yang turut hadir malam itu, Gubernur mengingatkan bahwa Pemerintah Daerah memiliki wewenang untuk membuat aturan yang sesuai dengan kebiasaan masyarakat. " Bagi kita di Sumbar, kultur masyarakatnya jelas k mengacu pada Islam sebagaimana tertuang dalam filosofis Adat Basandi Syarak Syarak Basandi Kitabullah (ABS SBK). Oleh karena itu , tidak ada salah kiranya Pemda di Kabupaten/Kota membuat aturan lokal yang sesuai dengan Al-Qur'an," ajak Gamawan.

"Kita beruntung dengan adanya otonomi daerah. Dengan adanya otonomi, kita bisa membuat aturan lokal yang sesuai dengan kebiasaan kita. Dalam artian sesuai dengan filosofi kita ABS SBK. Ini berarti daerah bisa membuat kebijakan yang mengacu Islam," kata Gubernur. [dodi/www.hidayatullah.com]


Read More......

Senin, 24 September 2007

Berbuka Puasa dengan Daging Bayi Palestina

Bulan Ramadhan 1428H telah menginjak hari kedua. Di hari pertama kemarin, saya melihat banyak Muslim Indonesia berbuka sambil memakan daging bayi-bayi Palestina. Mereka juga banyak yang berbuka dengan minum darah bayi-bayi dan anak-anak Palestina.

Sore kemarin, banyak dari saudara-saudara kita yang berbuka puasa di gerai-gerai restoran makanan cepat saji (junk food) Amerika. Kita tahu sendirilah siapa saja gerai-gerai itu. Begitu adzan Maghrib bergema, dengan khusyuk mereka berdoa dan setelah itu dengan senyum mengembang mereka mulai mengambil hamburger berisi sayatan-sayatan kecil daging-daging bayi Palestina dan memakannya. Di meja mereka juga ada gelas-gelas plastik berisi darah bayi-bayi Palestina, dengan ditambahi batu es berbentuk kotak-kotak kecil. Alangkah nikmatnya mereka menyantap itu semua. Ini kejadian sungguhan!

Tahukah Anda bahwa semua ini adalah fakta sesungguhnya? Bukan terjadi di negeri dongeng atau pun di republik mimpi. Tahukah kita jika kita membeli makanan-makanan junk-food terkenal dari Amerika itu, membeli soft-dring terkenal produk Amerika itu, kita sesungguhnya tengah membeli daging dan darah bayi-bayi Palestina untuk kita konsumsi? Siapa pun Anda, jika Anda melakukan itu, maka Anda adalah seorang kanibal. Berkahkah berpuasa dengan melakukan itu semua? Jawab sendiri.

Bulan November 2000 lalu Dr. Yusuf Qaradhawy telah mengeluarkan fatwa boikot pembelian produk-produk yang nyata-nyata telah membantu eksistensi Zionis-Israel. Jika kita membeli produk-produk itu, maka kita sungguh telah ikut membunuh bayi-bayi dan anak-anak Palestina.

Lantas, produk-produk apa saja yang seperti itu dan diharamkan bagi umat Islam membelinya? Klik saja di www.inminds.co.uk Di situs itu kita bisa melihat secara lengkap, berikut bukti-bukti tidak terbantahkan, bahwa perusahaan-perusahaan yang mengeluarkan produk-produk tersebut aktif membantu eksistensi Zionis-Israel.

Saudaraku, hentikan kebiasaan berbuka puasa dengan meminum darah bayi-bayi Palestina. Hentikan berbuka puasa dengan mengkonsumsi daging bayi-bayi Palestina. Jika Anda, siapa pun juga, masih saja mengabaikan hal ini, maka Anda—mengakui atau tidak—telah menjadi sahabat bagi Zionis-Israel dan menjadi musuh bagi perjuangan menegakkan Islam. Silakan pilih. Toh, nanti kita akan mempertanggungjawabkannya sendiri-sendiri di yaumil akhir kelak. (eramuslim)


Boycott | Cara Mudah Hancurkan Zionist


Cek di http://swaramuslim.net/galery/boycott/index.php

Oleh Rizki Ridyasmara
Sumber :http://swaramuslim.net

Read More......
 
 
 
   
    Locations of visitors to this page
 
 
© free template by uniQue menu with : CSSplay photo header : pdphoto